MAKALAH
Perkembangan Pendidikan Pesantren dan Madrasah
Disusun Oleh :
SOENOKO, S.KOM
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Kemunculan Pesantren dan Madrasah
- Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara Kyai atau Ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu (kitab kuning). Dengan demikian unsur terpenting bagi sebuah pesantren adalah adanya Kyai, para santri, masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku atau kitab-kitab teks.
Banyak penulis sejarah pesantren berpendapat bahwa pesantren merupakan hasil adopsi dari model perguruan yang diselenggarakan orang-orang Hindu dan Budha. Sebagaimana diketahui, sewaktu Islam datang dan berkembang di Pulau Jawa telah ada lembaga perguruan Hindu dan Budha yang menggunakan sistem biara dan asrama sebagai tempat para pendeta dan bhiksu melakukan kegiatan pembelajaran kepada para pengikutnya. Bentuk pendidikan seperti ini kemudian menjadi contoh model bagi para wali dalam melakukan kegiatan penyiaran dan pengajaran Islam kepada masyarakat luas, dengan mengambil bentuk sistem biara dan asrama dengan merubah isinya dengan pengajaran agama Islam yang kemudian dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren.
Di samping berdasarkan alasan terminologi yang dipakai oleh pesantren, persamaan bentuk antara pendidikan pesantren dan pendidikan milik Hindu dan Budha di India ini dapat dilihat juga pada beberapa unsur yang tidak dijumpai pada sistem pendidikan Islam yang asli di Mekkah. Unsur tersebut antara lain seluruh sistem pendidikannya berisi murni ilmu-ilmu agama, Kyai tidak mendapatkan gaji, penghormatan yang tinggi kepada guru serta letak pesantren yang didirikan di luar kota. Data ini oleh sebagian penulis sejarah pesantren dijadikan sebagai alasan untuk membuktikan asal-usul pesantren adalah karena pengaruh dari India.
Pada permulaan berdirinya, bentuk pesantren sangatlah sederhana. Kegiatan pengajian diselenggarakan di dalam masjid oleh seorang Kyai sebagai guru dengan beberapa orang santri sebagai muridnya. Kyai tadi biasanya sudah pernah mukim bertahun-tahun untuk mengaji dan mendalami pengetahuan agama Islam di Mekkah atau Madinah. Atau pernah berguru pada seorang Wali atau Kyai terkenal di nusantara. Kemudian ia bermukim di suatu desa dengan mendirikan langgar yang dipergunakan sebagai tempat untuk shalat berjamaah.
Pada awalnya jamaah hanya terdiri dari beberapa orang saja. Pada setiap menjelang atau selesai shalat berjamaah, sang Kyai biasanya memberikan ceramah pengajian sekedarnya. Isi pengajian biasanya berkisar pada soal rukun Iman, rukun Islam serta akhlak yang lebih banyak menyangkut kehidupan sehari-hari. Berkat caranya yang menarik dan keikhlasannya yang tinggi serta perilakunya yang saleh, lama kelamaan jamaahnya bertambah banyak. Yang datang tidak lagi hanya dari penduduk desa tersebut, tetapi juga orang-orang dari jauh, dari luar desanya. Sebagian dari mereka yang ikut mengaji itu ingin tinggal menetap, dekat dengan Kyai atau Ustadz dan bahkan mulai ada beberapa orang tua yang ingin menitipkan anaknya kepada Kyai tadi. Untuk menampung semua itu dibentuklah pondok atau asrama. Dengan demikian, terbentuklah sebuah pesantren yang di dalamnya terdapat pondok, masjid, Kyai serta santri.
- Madrasah
Madrasah merupakan isim makna dari “darasa” yang berarti “tempat untuk belajar”. Istilah madrasah ini sekarang telah menyatu dengan istilah sekolah atau perguruan (terutama perguruan Islam).
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, mulai didirikan dan berkembang di dunia Islam sekitar abad ke 5 H / abad ke 10-11 M. Ketika penduduk Naisabur mendirikan lembaga pendidikan Islam model madrasah tersebut pertama kalinya. Akan tetapi tersiarnya justru melalui menteri dari kerajaan Bani Saljuk yang bernama “Nizham Al-Mulk” yang mendirikan madrasah “Nizhamiyah” tahun 65 M yang oleh Gibb dan Kramers disebutkan, bahwa setelah madrasahnya Nizham Al-Mulk ini didirikan madrasah terbesar oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pada awal perkembangan pendidikan Islam, telah terdapat 2 jenis lembaga pendidikan dan pengajaran, yaitu : kuttab, yang mengajarkan kecakapan menulis dan membaca Al-Qur'an serta dasar-dasar agama Islam kepada anak-anak, dan merupakan pendidikan tingkat dasar. Sedangkan masjid, dalam bentuk halaqah, yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang berbagai macam ilmu pengetahuan pada masa itu, dan merupakan tingkat pendidikan lebih lanjut.
Dalam rangka menampung kegiatan halaqah yang semakin banyak, sejalan dengan meningkatnya jumlah pelajar dan bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan, maka dibangun ruang-ruang khusus untuk kegiatan halaqah-halaqah tersebut di sekitar masjid. Kemudian pada perkembangan selanjutnya adalah dibangunnya ruang khusus untuk para guru dan pelajar, sebagai tempat tinggal dan tempat kegiatan belajar mengajar setiap hari secara teratur, yang disebut zawiyah atau ribath. Pada mulanya bangunan-bangunan tersebut berada di sekitar masjid, tetapi dalam perkembangan selanjutnya banyak zawiyah yang dibangun sendiri.
Lahirnya madrasah-madrasah di dunia Islam, pada dasarnya merupakan usaha pengembangan dan penyempurnaan zawiyah -zawiyah tersebut, dalam rangka menampung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan jumlah pelajar yang semakin meningkat.
Beberapa hal yang melatarbelakangi berdirinya madrasah sebagai lembaga pendidikan, yaitu :
a. Sebagai manifestasi dan realisasi pembaharuan sistem pendidikan Islam.
b. Usaha penyempurnaan terhadap sistem pesantren ke arah suatu sistem pendidikan yang lebih memungkinkan lulusannya memperoleh kesempatan yang sama dengan sekolah umum, misalnya masalah kesamaan kesempatan kerja dan perolehan ijazah.
c. Adanya sikap mental pada sementara golongan umat Islam, khususnya santri yang terpukau pada Barat sebagai sistem pendidikan mereka.
d. Sebagai upaya untuk menjembatani antara sistem pendidikan tradisional yang dilakukan oleh pesantren dan sistem pendidikan modern dari hasil akulturisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pendidikan Pesantren dan Madrasah
- Perkembangan Pendidikan Pesantren
Secara umum pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf (modern). Sebuah pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik/lama, yakni berupa pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran tradisional serta belum dikombinasikan dengan pola pendidikan modern. Sedangkan pesantren khalaf (modern) adalah pesantren yang disamping tetap dilestarikannya unsur-unsur utama pesantren, memasukkan juga ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai dengan sistem klasikal oleh sekolah dan adanya materi ilmu-ilmu umum dalam muatan kurikulumnya. Pada pesantren ini sistem sekolah dan adanya ilmu-ilmu umum digabungkan dengan pendidikan pesantren klasik. Dengan demikian, pesantren modern merupakan pesantren yang diperbaharui atau dipermodern pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pesantren telah merubah dirinya menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam modern, bukan tradisional lagi. Modern disini dalam arti modern dalam bidang fisik, seperti dalam hal sistem dan metode, kurikulum dan perangkat fisik lain yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya sebuah aktifitas pendidikan dan pengajaran berbagai sifat dasar yang dimiliki oleh pondok pesantren, kini sudah mulai terasa pudar sedikit demi sedikit, hanya sebagian kecil saja pondok pesantren yang dapat mempertahankan dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang tradisional.
Dalam sistem dan kultur pesantren dilakukan perubahan yang cukup drastis :
a. Perubahan sistem pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah (sekolah).
b. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa Arab.
c. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar, kepramukaan untuk melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan dan olahraga serta kesenian yang Islami.
d. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah negeri.
e. Lembaga pendidikan tipe universitas sudah mulai didirikan di kalangan pesantren.
Modernisasi dalam pendidikan Islam merupakan pembaharuan yang terjadi dalam pondok pesantren, setidak-tidaknya dapat menghapus image sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pondok pesantren hanyalah sebagai lembaga pendidikan tradisional, tempat pembuangan anak-anak nakal yang kurang akan didikan agama. Kini pesantren disamping berkeinginan mencetak para ulama juga bercita-cita melahirkan para ilmuwan sejati yang mampu mengayomi umat dan memajukan bangsa dan negara.
- Perkembangan Pendidikan Madrasah
Perpaduan antara sistem pada pondok pesantren atau pendidikan langgar dengan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern, merupakan sistem pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan di madrasah. Proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur, mulai dan mengikuti sistem klasikal. Sistem pengajian kitab yang selama ini dilakukan, diganti dengan bidang-bidang pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama. Sementara itu kenaikan tingkat pun ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah bidang pelajaran.
Dikarenakan pengaruh dari ide-ide pembaharuan yang berkembang di dunia Islam dan kebangkitan nasional bangsa Indonesia, sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk ke dalam kurikulum madrasah. Buku-buku pelajaran agama mulai disusun khusus sesuai dengan tingkatan madrasah, sebagaimana halnya dengan buku-buku pengetahuan umum yang berlaku di sekolah-sekolah umum. Bahkan kemudian lahirlah madrasah-madrasah yang mengikuti sistem perjenjangan dan bentuk-bentuk sekolah modern, seperti Madrasah Ibtidaiyah sama dengan Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah sama dengan Sekolah Menengah Pertama, dan Madrasah Aliyah sama dengan Sekolah Menengah Atas.
Perkembangan berikutnya, pengadaptasian tersebut demikian terpadunya, sehingga boleh dikatakan hampir kabur perbedaannya, kecuali pada kurikulum dan nama madrasah yang diembeli dengan Islam. Kurikulum madrasah dan sekolah-sekolah agama, masih mempertahankan agama sebagai mata pelajaran pokok, walaupun dengan persentase yang berbeda. Pada waktu Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Agama, merasa perlu menentukan kriteria madrasah. Kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama untuk madrasah-madrasah yang berada dalam wewenangnya adalah harus memberikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran pokok, paling sedikit 6 jam seminggu.
Pengetahuan umum yang diajarkan di madrasah adalah :
a. Membaca dan menulis (huruf latin) bahasa Indonesia
b. Berhitung
c. Ilmu bumi
d. Sejarah Indonesia dan dunia
e. Olahraga dan kesehatan
Selain mata pelajaran agama dan bahasa Arab serta yang disebutkan diatas, juga diajarkan berbagai keterampilan sebagai bekal para lulusannya terjun ke masyarakat.
B. Persamaan dan Perbedaan Madrasah dan Pesantren
- Persamaan pesantren dan madrasah antara lain :
a. Merupakan lembaga pendidikan yang berasaskan Islam
b. Bertujuan untuk mencetak generasi yang ideal dan bertaqwa kepada Allah SWT
- Perbedaan pesantren dan madrasah antara lain :
No. | Pesantren | Madrasah |
1 | Adanya pesantren atau padepokan sebagai tempat tinggal | Tidak ada pesantren atau padepokan |
2 | Dipimpin oleh seorang Kyai | Dipimpin oleh Kepala Sekolah |
3 | Menggunakan metode bedongan, sorogan | Tidak menggunakan metode bedongan, sorogan |
BAB III
PENUTUP
Pesantren dan madrasah adalah lembaga-lembaga pendidikan yang berdasarkan Islam. Pada awalnya materi yang diajarkan hanya materi-materi agama saja (seperti : fiqih, tafsir, dll.) akan tetapi dengan dimodernisasikannya pesantren dan madrasah maka ditambahkan dengan materi-materi umum lainnya. Itu adalah salah satu proses modernisasi pesantren dan madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah, Drs. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta : 1995.
Halaqa. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2005.
Desain Pengembangan Madrasah. Departemen Agama RI. Jakarta : 2004.
Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren. Departemen Agama RI. 2004.
Tarekat, Pesantren dan Budaya Lokal. Sunan Ampel Press. Surabaya : 1999.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
Kami membuat makalah ini adalah sebagai bahan kajian bagi kita dalam mempelajari Sejarah Pendidikan pada umumnya dan Perkembangan Pendidikan Pesantren dan Madrasah pada khususnya.
Dan tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami akui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin...
Sukabumi, Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
Sejarah Kemunculan Pesantren dan Madrasah................................................. 1
1. Pesantren.................................................................................................. 1
2. Madrasah................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5
A. Perkembangan Pendidikan Pesantren dan Madrasah.............................. 5
1. Perkembangan Pendidikan Pesantren ............................................... 5
2. Perkembangan Pendidikan Madrasah ............................................... 6
B. Persamaan dan Perbedaan Pesantren dan Madrasah............................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar